"Ayah..Aa mah mau SMP disini saja gak mau boarding.. "
"Lho knapa A ?"
"Aa pengin nerusin sekolah bola "
"Ya sudah boleh...tapi ada syaratnya..
"Syaratnya apa yah ?"
"Syaratnya : 1. Harus selalu sholat di Masjid
2. Harus punya waktu untuk tilawah minimal 1 lembar/hari
3. Harus punya waktu belajar minimal 30 menit setiap hari...
4. Baru boleh nonton tv setelah Sholat Isya."
"Siap yah..."
Itu adalah dialog dengan anak ke 2, M Ihsanulkarim (Alif), pada bulan Juli 2015 disaat awal naik ke kelas 6. Saat itu memang kami merencanakan dan sudah mempersiapkan Aa Alif untuk melanjutkan ke SMP boarding, namun ternyata Alif sudah punya pilihan sendiri. Sebagai orang tua tentu saja selalu ingin menghargai apa yang menjadi keinginannya tanpa harus mengorbankan apa yang menjadi keinginan orang tua. Pada awalnya keinginan kami adalah menyekolahkan Alif di boarding dengan harapan bisa membentuk pribadi yang kuat jasmani dan rohaninya karena sudah bukan rahasia lagi bahwa kondisi lingkungan saat ini sangat mengkhawatirkan untuk perkembangan anak-anak.
"Yah, Aa mah mau berenti ikut turnamen bolah ah"
"Lho knapa ?"
"Mau konsentrasi belajar, tapi kalo latihan bolanya mah ikutan cuma gak ikut turnamen aja.."
Itu Dialog di bulan September 2015
"Yah, kapan Assyifa buka pendaftaran ?"
"lho katanya gak mau boarding.."
"he..he...mau nyoba aja..."
"Bulan depan (November).."
"Daftarin ya Yah.."
"Trus nanti kalo keterima kumaha sekolah bolanya ?"
"Kalo maen bola kan dipasantren juga bisa..."
"??"
"Ya sudah nanti ayah daftarin"
Dialog di bulan Oktober...
Pertama rada bingung dengan perubahan yang begitu cepat..
Ternyata usut punya usut perubahan itu terjadi setelah syarat-syarat yang disampaikan diatas itu dilakukan dengan konsisten...dan ternyata dalam 3 bulan hasilnya cukup amajing... Asal tahu aja, Alif ini dari kelas 1 sampai kelas 5 dari 30 anak dalam satu kelas rangkingnya tidak pernah masuk dalam 20 besar.
Setelah 3 bulan secara konsisten belajar 30 menit (kadang-kadang dibagi 2, 15 menit setelah subuh dan 15 menit setelah magrib) ternyata membawa perubahan yang cukup besar, Dia lebih percaya diri dan hasil belajarnya pun meningkat lebih baik...Dia telah menemukan pola belajar yang pas tanpa paksaan tanpa tekanan ternyata prestasi belajarnya meningkat pesat. Di akhir semester ganjil bisa menerobos masuk 10 besar, itu suatu prestasi yang luar biasa dari seorang Alif yang berangkat dari perasaan inferior...
Karena persaingan yang sangat ketat mengakibatkan Alif tidak diterima di SMPIT Assyifa untuk mengikuti jejak kakaknya. Namun kondisi tersebut tidak menyurutkan semangatnya untuk tetap konsisten belajar setiap hari minimal 30 menit. Dia berkeyakinan ini hanya masalah waktu saja, andaikan test masuknya diundur 2 - 3 bulan lagi pasti akan lolos. Dia menyadari memulai belajar konsisten dari awal kelas 6 adalah sesuatu yang terlambat karena pesaing-pesaingnya belajar keras jauh sebelum masuk kelas 6...
Semangat belajar masih terpelihara ketika masuk ke SMPIT Al Araf Boarding School, disana hasil usahanya mulai menuai hasil... dalam 1 semester pertama menjadi yang terbaik...
Tetap Istiqomah Aa Alif.... tidak ada yang merugi karena rajin belajar...
"Lho knapa A ?"
"Aa pengin nerusin sekolah bola "
"Ya sudah boleh...tapi ada syaratnya..
"Syaratnya apa yah ?"
"Syaratnya : 1. Harus selalu sholat di Masjid
2. Harus punya waktu untuk tilawah minimal 1 lembar/hari
3. Harus punya waktu belajar minimal 30 menit setiap hari...
4. Baru boleh nonton tv setelah Sholat Isya."
"Siap yah..."
Itu adalah dialog dengan anak ke 2, M Ihsanulkarim (Alif), pada bulan Juli 2015 disaat awal naik ke kelas 6. Saat itu memang kami merencanakan dan sudah mempersiapkan Aa Alif untuk melanjutkan ke SMP boarding, namun ternyata Alif sudah punya pilihan sendiri. Sebagai orang tua tentu saja selalu ingin menghargai apa yang menjadi keinginannya tanpa harus mengorbankan apa yang menjadi keinginan orang tua. Pada awalnya keinginan kami adalah menyekolahkan Alif di boarding dengan harapan bisa membentuk pribadi yang kuat jasmani dan rohaninya karena sudah bukan rahasia lagi bahwa kondisi lingkungan saat ini sangat mengkhawatirkan untuk perkembangan anak-anak.
"Lho knapa ?"
"Mau konsentrasi belajar, tapi kalo latihan bolanya mah ikutan cuma gak ikut turnamen aja.."
Itu Dialog di bulan September 2015
"Yah, kapan Assyifa buka pendaftaran ?"
"lho katanya gak mau boarding.."
"he..he...mau nyoba aja..."
"Bulan depan (November).."
"Daftarin ya Yah.."
"Trus nanti kalo keterima kumaha sekolah bolanya ?"
"Kalo maen bola kan dipasantren juga bisa..."
"??"
"Ya sudah nanti ayah daftarin"
Dialog di bulan Oktober...
Pertama rada bingung dengan perubahan yang begitu cepat..
Ternyata usut punya usut perubahan itu terjadi setelah syarat-syarat yang disampaikan diatas itu dilakukan dengan konsisten...dan ternyata dalam 3 bulan hasilnya cukup amajing... Asal tahu aja, Alif ini dari kelas 1 sampai kelas 5 dari 30 anak dalam satu kelas rangkingnya tidak pernah masuk dalam 20 besar.
Setelah 3 bulan secara konsisten belajar 30 menit (kadang-kadang dibagi 2, 15 menit setelah subuh dan 15 menit setelah magrib) ternyata membawa perubahan yang cukup besar, Dia lebih percaya diri dan hasil belajarnya pun meningkat lebih baik...Dia telah menemukan pola belajar yang pas tanpa paksaan tanpa tekanan ternyata prestasi belajarnya meningkat pesat. Di akhir semester ganjil bisa menerobos masuk 10 besar, itu suatu prestasi yang luar biasa dari seorang Alif yang berangkat dari perasaan inferior...
Karena persaingan yang sangat ketat mengakibatkan Alif tidak diterima di SMPIT Assyifa untuk mengikuti jejak kakaknya. Namun kondisi tersebut tidak menyurutkan semangatnya untuk tetap konsisten belajar setiap hari minimal 30 menit. Dia berkeyakinan ini hanya masalah waktu saja, andaikan test masuknya diundur 2 - 3 bulan lagi pasti akan lolos. Dia menyadari memulai belajar konsisten dari awal kelas 6 adalah sesuatu yang terlambat karena pesaing-pesaingnya belajar keras jauh sebelum masuk kelas 6...

Tetap Istiqomah Aa Alif.... tidak ada yang merugi karena rajin belajar...